Tamparan Presiden


Sejak kemarin saya menyimak video kunker Presiden di Papua. Usai membuka PON XX Papua, Bapak negara satu ini lakukan banyak kegiatan. Mulai dari peresmian pos batas negara, penanaman ladang jagung, hingga kunjungi pasar mama Papua.

Tak sedikit momen menggelitik terjadi sepanjang kunker. Ada saat Presiden nampak nikmat melahap jagung rebus setelah menggarap lahan jagung. Konon Presiden belum sempat sarapan pagi itu.

Ada kejadian menarik lain. Rombongan presiden tetiba berhenti usai seorang suster memanggil nama presiden.

Di pasar mama papua, Presiden membikin suasana riuh usai berbelanja bermacam barang. Seperti tas noken, pisang dan lainnya. Presiden membayar satu juta rupiah untuk tiap barang yang Ia beli. 

Tak sekadar membeli, Presiden mengajak para mama pedagang berbincang ringan. Tak jarang momen lucu terjadi. Kehangatan kentara terlihat di momen ini.

Tamparan Presiden
Presiden adalah simbol negara. Sudah sepantasnya, sebagai warga negara kita menghormati beliau. 

Jika Presiden melakukan hal positif, mengapresiasinya. Berikan pula saran untuk pemimpin kita, jika dirasa keliru mengambil keputusan.

Tanpa bermaksud bicara soal dukung mendukung politik. Jujur, saya kagum dengan sosok Presiden kita. Kepribadian beliau amat bersahaja. 

Presiden Jokowi dapat berbaur dengan siapa saja. Tak segan bersalaman, berfoto dengan rakyatnya. Tanpa berjarak. Jabatan Presiden tak jadi beban yang mengubah semuanya jadi kaku.

Jika Presiden sebagai pimpinan tertinggi negara saja demikian rendah hatinya. Maka segala level kepimpinan dibawahnya jelas tak pantas bertinggi hati.

Kesahajaan sifat Presiden adalah tamparan keras bagi pejabat lain dibawah level Presiden. Dan bahkan jauh dibawahnya.


Foto : CNN Indonesia

Komentar