Sifat zuhud atau tidak mengutamakan kesenangan duniawi, jelas terlihat dalam kehidupan Nabi kita Muhammad Saw dan terbukti bahwa hidup serba kekurangan dalam rumah tangga maupun dalam kehidupan pribadi beliau, adalah atas kehendaknya sendiri, bukan karena terpaksa.
Bukankah setelah seluruh jazirah Arab berhasil dikuasinya.
Dan harta kekayaan datang mengalir berlimpah-limpah dari segala pelosok. Namun
beliau mengesampingkan kemewahan dan kesenangan dunia yang fana itu.
Beliau tetap tidur di atas tikar kasar, sehingga membekas
pada kulit rusuk dan pinggangnya.
Ketika datang kepada beliau sebagian sahabatnya menawarkan
tilam yang empuk, beliau menolaknya. Seraya berkata “ Apa perlu aku dengan
kesenangan dunia ini. Perumpamaanku dengan kehidupan dunia ini, bagaikan
pejalan di hari panas yang terik, lalu ia berhenti sejenak, sekadar mengasuh. Dan
tidak lama lagi, tempat itu akan ditinggalkannya”
Allah Swt pernah menawarkan kepada Nabi Saw emas sebanyak
butiran pasir yang ada di saluran air bah kota Makkah. Namun beliau enggan
menerima tawaran itu.
“ Tidak ya Tuhanku” ujarnya, “ Lebih baik lapar sehari, dan
kenyang sehari. Bila kenyang aku bersyukur memuji dan memujamu, dan kalua lapar,
aku akan meratap berdoa kepadamu”
Beliau yang puas dengan hidup sederhana di dunia ini, pernah
berdoa “ Ya Allah, berikanlah kepada keluarga Muhammad, rezeki sekadar cukup
dimakan” Demikianlah Bukhari dan Muslim meriwayatkan.
----- sumber ; Insan Kamil, sosok keteladanan Nabi Muhammad
Saw, Dr. Sayyid Muhammad Alwy al Maliky
Komentar
Posting Komentar