Benar, Ramadhan telah beranjak, namun semoga, semangatnya menetap. Sampai nanti, sampai mati.
Semangat membaca Al Qur'an salah satunya. Membaca firman Allah Subhanu Watangala. Dr. Wahbah ad Dakhili, seorang pakar ushul fiqh memberi pengertian mengenai Al Qur'an.
Al Qur'an adalah kalamullah sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab. Tertulis dalam mushaf mushaf. Dianggap ibadah bagi yang membacanya. Dinyatakan secara mutawatir atau urut, diawali surat al Fatihah dan diakhiri surat an Nas.
Membaca Al Quran jelas termasuk ibadah. Gusti Allah mengganjar 10 pahala untuk tiap huruf yang kita baca dari Al Quran.
Baginda Nabi dalam hadis riwayat Imam Turmudzi menjelaskan " barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Quran) maka kepadanya mendapatkan kebaikan dengan kebaikan sepuluh kali lipat. Tidaklah aku membaca satu huruf melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf".
Al Quran merupakan mukjizat terbesar Kanjeng Nabi. Dari mana saja kita datang, kemukjizatan Al Quran terang bersinar.
Diantara kemukjizatan itu, mudahnya kitab suci ini dihafal. Dalam fathul bari , Imam Ibnu Hajar al Asqalani menyebut Waraqah bin Naufal - seorang yang ditanya Rasulullah tentang peristiwa Gua Hira'-, tak hafal kitab injil.
Pembenaran Waraqah atas kerasulan Kanjeng Nabi Muhammad Saw berdasar catatannya dalam injil.
Jika tak ada yang hafal kitab Zabur, Taurat dan Injil. Kita melihat saban hari jumlah penghafal Al Quran kian bertambah.
Belum lagi kemukjizatan Al Quran dari sisi keindahan bahasa, kesesuain dengan ilmu sains modern, luasnya cakupan petunjuk Al Quran dalam kehidupan.
Membaca semua itu, hati kecil hanya mampu memohon, allahummarhamna bil qur'an, waj'alhu lana imamam wa nuron wa huda wa rahmah.
Komentar
Posting Komentar