Sepeda siswa MTs NU 07 Patebon berparkir rapi (dok. pribadi) |
Di Kendal saya menjumpai hal menarik. Setidaknya, sependek pengamatan di desa Kebonharjo tempat saya praktik pengalaman lapangan (PPL), juga di desa Tlahab tempat sementara tinggal, saya menemukan kebiasaan bersepeda onthel warga sekitar.
Onthel adalah nama salah satu jenis sepeda. Sepeda ini tergolong klasik. Pernah populer sekira tahun 70 an. Kini, meski tak sepopuler dulu, sepeda onthel masih eksis di beberapa daerah. Agaknya, termasuk Kendal.
Di Kebonharjo kecamatan Patebon, sebagian siswa MTs NU 07 rutin mengayuh sepeda onthel. Mereka bersepeda untuk berangkat dan pulang sekolah. Umumnya, mereka yang bersepeda adalah anak-anak dari kampung sekitar. Guna memangkas waktu tempuh, bersepeda jadi sebuah solusi. Siswa dan siswi kedapatan membawa sepeda. Tanpa bedakan gender.
Di Madrasah, sepeda siswa berbaris rapi di tempat parkir MTs. Letaknya tak jauh dari gedung MTS. Tepatnya, di timur Madrasah. Area parkir cukup luas. Cukup untuk menaruh sepeda siswa dan sepeda motor guru beserta staf karyawan.
Begitu bel Madrasah berbunyi, gerbang tempat parkir ditutup. Digembok.
Selain untuk bersekolah, sepeda bagi warga Kendal dipakai untuk bermacam keperluan. Saya menjumpai sepeda onthel didepan muka Masjid desa Tlahab. Tak sedikit warga Tlahab yang memenuhi panggilan shalat jamaah dengan bersepeda.
Sepeda masih melekat dengan nafas kota ini. Sepeda kerap jadi alat transportasi andalan untuk menempuh perjalanan jarak dekat. Tentu, ini kebiasaan baik. Selain sebagai sarana berolahraga, bersepeda tak menimbulkan polusi udara. Mengayuh pedal sepeda justru bisa menghasilkan keringat.
---
Kebiasaan bersepeda Onthel masih membudaya di Kendal. Lain di kota Wonosobo, tempat lahir saya. Bersepeda di kota carica lebih menyasar pada kegiatan olahraga. Bersepeda atau dalam bahasa lain gowes terlihat kian digemari. Komunitas bersepeda terus bertambah anggota.
Komunitas bersepeda biasanya adakan acara di hari minggu. Anggota dari bermacam latar belakang berkumpul untuk gowes bareng. Aneka perlengkapan bersepeda dikenakan. Mulai dari baju celana, helm hingga pengaman.
Meski bukan anggota komunitas, saya merasa senang menyaksikan kegiatan gowes. Menyusuri jalan dengan mengayuh. Membentang indah dunia sembari menyesap udara penuh syukur.
Komentar
Posting Komentar